Pergantian tahun 2020 ke 2021 tinggal menunggu beberapa jam ke depan. Jika bicara tentang tahun, dipastikan merujuk kepada kalender yang kebanyakan digunakan oleh umat manusia di atas planet Bumi ini; yakni Tahun Masehi (Gregorian), meski di beberapa bagian tertentu planet ini mengenal tahun lain dengan kalender berbeda; tahun Imlek, tahun Hijriyah, Deevali (Diwali) dan lainnya.
Indonesia yang merupakan negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia, diperkirakan lebih dari 220 juta beragama Islam, atau 12.7 persen dari populasi penduduk dunia; menggunakan kalender Masehi dalam kesehariannya bukan kalender Hijriyah atau tahun Islam. Kenapa ?
Jawaban yang mungkin adalah; karena Indonesia adalah negara yang bukan berasaskan agama tertentu (baca; Islam) atau Indonesia bukan negara Teokrasi. Kemungkinan lainnya karena penggunaan kalender atau tahun Masehi itu mengikuti kebiasaan sejak masih dijajah oleh Belanda yang notabene mengikut kebiasaan Masehi (Kristiani). Dan mungkin juga tak ada keberanian dari para pemimpin Indonesia beragama Islam yang mengubah penggunaan kalender Masehi ke kalender Hijriyah.
Kalau bicara tentang tahun dan pergantiannya, maka dipastikan kebanyakan langsung terlintas pergantian tahun Masehi, atau yang akan dihadapi nanti malam adalah pergantian dari tahun 2020 ke 2021 Masehi.
Di banyak bagian dunia, negeri-negeri, para rakyatnya (meski tak semua) merayakan pergantian tahun dengan berbagai kegiatan tak terkecuali dengan pesta perayaan di malam penghujung tahun atau biasa disebut new year eve. Dan perayaan tersebut tak terkecuali dirayakan pula oleh sebagian rakyat Indonesia yang mayoritas adalah Muslim, karena mereka sudah sangat akrab dengan kalender Masehi ketimbang kalender Hijriyah.
Penduduk atau rakyat Indonesia dipastikan sangat hapal susunan atau urutan bulan-bulan di tahun Masehi ketimbang tahun Hijriyah. Mereka sangat hapal dari Januari, Pebruari, Maret hingga Desember ketimbang Muharram, Safar, Jumadil Awal hingga Zulhijjah. Dan ini fakta yang tak bisa dibantah.
Dan tak sedikit dari yang beragama Islam justru lebih mengetahui pergantian dan perayaan tahun baru Masehi daripada pergantian tahun baru Hijriyah.
Dan fakta tersebut hanya bisa diubah jika para pemimpin beragama Islam di Indonesia mengganti penggunaan kalender Masehi ke kalender Hijriyah, sehingga mayoritas rakyat Indonesia nantinya akan merayakan pergantian tahun bukan lagi Masehi tapi Hijriyah di penghujung tanggal bulan Zulhijjah.
Tampaknya sederhana soal penggantian kalender dari Masehi ke Hijriyah, tapi pasti akan rumit, karena akan mengubah pula jadual hari kerja yang digunakan selama ini.
Selamat Tahun Baru 2021 Masehi tanpa perayaan kecuali secara virtual karena pemerintah melarang kumpulan massa disebabkan pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhir. (ISP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.