Informasi, Berita & Opini

Sabtu, 09 Januari 2021

[Editorial] Silakan Buka Link Supaya Tahu Isi Tulisan

Silakan buka link agar bisa membaca seluruh isi berita atau tulisan. 

Kalimat itulah yang selalu kami jadikan ikutan di belakang link atau URL (Uniform Resource Locator) atau kalau dimaknai dalam Bahasa Indonesia secara bebas kira-kira adalah; pencari lokasi atau tempat yang telah ditentukan.

Kenapa kami meminta membuka link atau URL ?
Karena kami sangat paham kebanyakan para OI (Orang Indonesia) atau warga +62 terutama para warganet; dengan berbagai dalih dan alasan tertentu sangat malas membuka link atau URL, sehingga mereka hanya menyimpulkan dari apa yang tampak sedikit seperti judul, tajuk, lead atau cuma caption yang menyertai gambar maupun foto.

Karena kami sering membagikan tulisan yang bersifat informasi maupun berita ke platform media sosial terutama Facebook, maka kami selalu menyarankan agar membuka link atau URL. Ini ajakan kami agar warganet di Facebook bisa tambah cerdas dan mengerti apa yang kami bagikan. Kami juga membagikannya ke platform media sosial lainnya seperti Twitter, tetapi kami tak menyarankan apalagi meminta para pengguna Twitter seperti yang kami lakukan untuk para pengguna Facebook. Kenapa ? Kami yakin para pengguna Twitter sudah sangat cerdas untuk hal itu.

"Malas membuka link, hanya membuang-buang paket."

Itu diantara berbagai alasan yang kebanyakan dilontarkan oleh para pengguna Facebook. Alasan yang terlalu dicari-cari bahkan cenderung berisifat 'ngeles'.
Logika dan faktanya meskipun anda tak membuka link atau URL; maka tetap saja paket atau kuota internet anda terpotong dengan 'fesbukan', yakni membuka-buka status (timeline) milik sesama pengguna Facebook.

"Kenapa sih seluruh isi berita tak dibikin atau ditulis saja di kolom status (timeline) ?

Pertanyaan yang kami anggap sangat terlampau egois dan ingin mudah serta untung sendiri. Pertanyaan tersebut si atas mungkin tak pernah dilontarkan oleh para pengguna Facebook di negara lain. Karena mereka sudah paham kalau blog maupun website terutama yang berkonten informasi atau berita; tidak dibuat secara gratis dan sembarangan, tapi pakai modal dan biaya, begitupun dalam membuat kontennya yang memerlukan berbagai proses.

"Blog atau website itu kan sudah dibayar oleh Adsense ?"

Kalaupun ada blog atau website yang telah menghubungkannya dengan Adsesne, yang bayar itu Adsense, dan jelas bukan anda si penerima konten, anda cuma butuh punya kuota untuk internetan. Dan tak setiap blog atau website yang suka dengan Adsense yang akan memenuhi laman-laman blog dan website itu dengan iklan otomatis yang tak jarang sangat mengganggu para pengunjung blog dan website.

Seperti misalkan kita membaca isi media cetak seperti koran, tabloid maupun majalah; kita pastilah terlebih dulu membelinya jika kita memang memerlukan informasi atau berita terbaru (fressh news). Kalau kita meminjamnya dari orang lain belum tentu orang lain mau meminjamkannya, atau kalaupun mau meminjamkan; maka kita harus menunggu si pemilik selesai membacanya. Atau kita menemukan sobekan halaman media cetak di jalan atau dimana saja; dipastikan itu informasi atau berita yang sudah tak aktual lagi alias informasi kadaluwarsa atau berita basi.

Teknologi sudah memberikan kemudahan untuk mengakses informasi dan berita apa saja melalui internet, maka jangan mempersulit diri kita sendiri dengan kepelitan. 
Para pengguna internet dimanapun di dunia ini tak pernah mempermasalahkan pihak operator telpon seluler seperti Telkomsel, XL dan lainnya ketika memutuskan membeli kuota internet terkecuali mempermasalahkan pelayanannya ketika sinyal internet menjadi 'lelet'. Padahal ketika kita membeli kuota internet maka yang langsung diuntungkan adalah para operator telpon seluler itu. Selanjutnya yang meraih keuntungan tanpa disadari oleh para penggunanya adalah berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Linkedln dan lainnya. Sementara itu media jenis lainnya seperti blog dan website harus berjuang keras dan cerdas untuk bisa ikut mendapat keuntungan.

Pelit akan mempersulit diri kita sendiri. Pelit tak usah didalihkan berhemat, karena orang yang hemat belum tentu pelit. 
Sifat pelit itu sangat dibenci oleh banyak orang, bahkan si Pelit pun ikut membeci kepelitan. Terimakasih sudah membaca semua isi tulisan. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.