Informasi, Berita & Opini

Minggu, 31 Januari 2021

Produk dan Pemasaran Kerupuk Ikan Pagatan di Masa Covid-19

"Bulan ini hanya bisa memasarkan sekitar 30 kilo kerupuk saja," ungkap Sukanda, seorang warga pengrajin kerupuk berbahan baku ikan tengiri di Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Tanah Bumbu.

Menurut Sukanda, menurunnya pemasaran kerupuk produk rumahan ini disebabkan selain kondisi pandemi Covid-19, juga karena kurangnya ketersediaan bahan baku di pasaran sehingga harga menjadi mahal, serta pasca banjir yang melanda wilayah propinsi Kalsel beberapa waktu lalu.

"Sebenarnya ada permintaan dari beberapa pemasar bulan lalu, namun dikarenakan harga ikan yang cukup mahal saya tak bisa memenuhinya. Saya hanya akan membeli ikan jika harganya per kilo di kisaran Rp 40 ribu," ungkap Sukanda yang menjadi pengrajin kerupuk ini sudah belasan tahun.

Kerupuk hasil olahan Sukanda ini murni berbahan dasar ikan tengiri. Ia mengaku tak mau menggunakan bahan dasar ikan jenis lainnya, dan ia pertahankan sejak awal membuat kerupuk melanjutkan usaha dari orangtuanya.

"Saya menjual kerupuk seharga Rp 70 ribu per kilonya. Untuk kemasan saya membuat yang seperempat kilo yang saya jual seharga Rp 18 ribu; ini supaya orang bisa beli," ujar Sukanda.

Selain masih kondisi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi pemasaran produk kerupuk rumahan ini, pasca banjir juga turut mempengaruhi. Ini dikarenakan kunjungan ke Pagatan dari luar daerah drastis berkurang.

"Biasanya pengunjung ke objek wisata di Pagatan selalu membeli kerupuk untuk olah oleh pulang. Karena habis kebanjiran mungkin saja orang-orang yang terkena banjir kemarin itu kini sedang berbenah, sehingga belum memikirkan pergi keluar daerah," tutup Sukanda sambil berharap kondisi ini segera pulih. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.