courtesy : bisaapa.id |
Karena utang sejumlah negara di dunia mengalami kebangkrutan.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki utang yang tembus berada di angka Rp 6.527 trilyun di akhir April 2021 ? Apakah negara kita di ambang kebangrutan ? Kita lihat dulu rasio utang negara kita terhadap Gross Domestic Product (GDP) atau dalam istilah bahasa kita disebut Produk Domestik Bruto (PDB), yang pada akhir April 2021 adalah 41,18 persen.
Lalu apa itu GDP atau PDB ?
Sebuah negara akan dikatakan sebagai negara maju jika memiliki PDB yang tinggi. PDB adalah sebuah hitung-hitungan ekonomi yang juga dapat diartikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh keseluruhan unit usaha yang ada di suatu negara. Selain itu, PDB juga dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu tertentu (umumnya diukur dalam rentang waktu 1 tahun) dan dijadikan sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin besar jumlah PDB suatu negara, maka tingkat pertumbuhan ekonominya semakin membaik.
Jika sampai rasio utang Indonesia melebihi 50 persen dari total PDB, maka bukan mustahil negara kita akan mengalami kebangkrutan jika sampai gagal atau tak mampu bayar utang seperti yang dialami sejumlah negara di bawah ini.
1. Argentina.
Negara yang terkenal dengan sepakbola dan legendanya, Maradona ini tergolong negara bangkrut. penyebabnya adalah korupsi yang banyak dilakukan seperti di negara kita.
Pada tahun 2001 Argentina dinyatakan bangkrut dengan utangnya mencapai USD 100 milyar. Kebangkrutan Argentina saat itu dibarengi dengan melonjaknya pengangguran hingga 25 persen.
2. Yunani.
Negara para Dewa Dewi ini juga bangkrut. Menyandang predikat sebagai negara bangkrut sejak 30 Juni 2015. Total utang Yunani adalah sebesar USD 360 milyar atau setara dengan Rp 5.255 trilyun, atau masih di bawah utang Indonesia saat ini.
Angka pengangguran di Yunani meroket dari tahun 2004 sebesar 10,6 persen menjadi 26,5 persen di 2014. Penyebab Yunani bangkrut dikarenakan korupssi dan suap.
3. Ekuador.
Penyebab kebangrutan Ekuador lagi-lagi adalah korupsi yang merupakan peninggalan dari pemerintahan di masa lalu. Selain itu kebijakan Neo Liberal yang didorong Amerika Serikat; ikut andil membuat negara ini bangkrut.
Inflasi di Ekuador pernah mencapai 60 persen akibat kebijakan Neo Liberal. Pada pertengahan tahun 1999 uang kas negara terkuras habis dan negara dinyatakan bangkrut.
4. Zimbabwe.
Pada tahun 2008 negara miskin di benua Afrika ini terlilit utang sebesar USD 4,5 milyar, sementara tingkat pengangguran mencapai 80 persen. Selain itu di tahun yang sama pemerintah Zimbabwe sedang berjuang menghadapi wabah kolera, kelangkaan pangan dan tingkat inflasi yang tinggi. Zibabwe ini bisa dikatakan sebagai negara di Afrika yang paling bangkrut.
5. Jamaika.
Penghasil bahan mineral bauksit terbesar di dunia ini pun bangkrut.
Pada tahun 2010 Jamaika mencoba berutang ke IMF (Dana Moneter Internasional, atau Rentenir kelas dunia, Red) sebesar USD 1,2 milyar untuk jangka waktu 3 tahun. namun berjalan hingga 5 tahun Jamaika gagal membayar utangnya tersebut disebabkan tingginya tingkat inflasi di negera itu.
Meski sudah dianggarkan sebesar 40 persen dari anggaran pemerintah negara itu untuk bayar utang, tapi hingga bukan Juni 2012 rasio utang negara itu mencapai 139 persen.
6. Venezuela.
Satu diantara negara pengekspor minyak terbesar di dunia, yang menggantungkan pendapatan negara sebesar 95 persen dari minyak.
Menurunnya harga minyak dunia secara drastis; membuat Venezeula terpuruk pada krisis dan inflasi berkepanjangan, selain salah pengelolaan keuangan dari pemasukan penjualan minyak ketika harga minyak stabil dan naik. Selain itu Venezuela terlilit utang sebesar USD 65 milyar. Negara ini dinyatakan gagal membayar utangnya, dan di akhir 2018 diperkirakan inflasi yang menyebabkan krisis di Venezuela itu mencapai 1 juta persen. Akibatnya nilai tukar mata uang Bolivar negara itu tak ada artinya, USD 1 = 69.000.000 Bolivar, bandingkan dengan Rupiah Indonesia yang berkisar di angka 14.000 lebih.
7. Nauru.
Satu diantara negara terkecil di dunia ini, juga mengalami kebangkrutan.
Negara yang berjarak sekitar 4.000 kilometer dari Sidney Australia ini dulunya adalah negara makmur yang membuat cemburu dan iri negara-negara di dunia.
Ditemukannya tambang posfat pada tahun 1960-an di negara tersebut mengundang sejumlah negara mengeksploitasi kekayaan alam negara Nauru. Dari pemasukan penambangan posfat tersebut negara menjadi makmur begitu pula dengan rakyatnya. Namun rakyat Nauru bukannya memikirkan masa depan tapi berfoya-foya dengan berbagai barang import tanpa sempat memperoduksi sendiri kebutuhan di dalam negeri. Setelah posfat habis, Nauru pun bangkrut.
Nah, meski konon kekayaan alam Indonesia sangat besar di berbagai sektor, kalau salah pengelolaan maka tak mustahil akan bernasib sama dengan 7 negara di atas. (Berbagai Sumber/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.