"Cuncung itu bukan Mardani, yang sudah terbukti kerjanya," inilah dalih diantara warga yang membandingkan antara Cuncung (Syafruddin H. Maming, SHM) dengan Mardani H. Maming (MHM) yang adalah kakak beradik.
Warga Tanah Bumbu sebagian besar pasti tidak lupa ketika MHM maju di Pilkada Tanah Bumbu di tahun 2010 berpasangan dengan Difriadi Darjat yang adalah seorang Birokrat yang hanya dikenal di lingkungan para pegawai pemerintahan baik semasa masih Pemkab Kotabaru hingga ke Tanah Bumbu.
Siapa MHM kala itu ? Hanya sebagian kecil yang mengenalnya, itupun terbatas pada warga Desa Batulicin (sebelum Kelurahan).
MHM berangkat dari seorang pengusaha yang meneruskan usaha orangtuanya Mendiang H. Maming di bidang pelayaran dan usaha perkayuan.
Latar belakang MHM adalah pengusaha yang kemudian terjun ke politik dengan menjadi kader di PKB yang kemudian pindah ke PDIP dan terpilih sebagai Anggota DPRD. Tak lama sebagai Legislator MHM mencoba peruntungannya maju di Pilkada, karena menurutnya kala itu adalah; akan lebih mudah membantu banyak warga dengan menjadi Bupati. Dan Pasangan Mardani - Difriadi terpilih sebagai Kepala Daerah di Pilkada Tanah Bumbu tahun 2010 mengalahkan Pasangan M. Hamsyuri - Sartono di Putaran II setelah sebelumnya di Putaran I bertarung dengan 3 Paslon yang diantaranya adalah Pasangan Burhanuddin - Surinto dan Pasangan M. Iqbal Yudian Noor - HM. Hasbi.
Adapun SHM atau Cuncung justru memiliki modal yang cukup bagus daripada MHM dengan start sebagai Ketua RT, lalu menjadi Kepala Desa, dilanjutkan menjadi Anggota DPRD Kalsel dan Anggota DPR RI. Ini artinya modal awal Cuncung sudah ada di birokrasi.
Dan, seperti halnya adiknya MHM, Cuncung ingin seperti adiknya itu; ingin membantu banyak orang dengan menjadi Kepala Daerah.
"Kalau saya ingin hidup enak tanpa banyak beban maka lebih baik bagi saya tetap menjadi Anggota DPR RI saja, tapi saya ingin lebih banyak membantu untuk membangun daerah saya dengan menjadi Bupati," pernyataan Cuncung yang beberapa kali diucapkannya.
Intinya setiap orang tak akan punya pengalaman apapun jika tak diberi kesempatan, dan tanpa kesempatan yang diberikan seseorang pasti tak dapat membuktikan kemampuannya. Tanpa diberikan kesempatan setiap orang bukan apa-apa dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.