Kegiatan bagi-bagi duit sebesar Rp 150 ribu per orang menjelang Pilkada Kabupaten Tanah Bumbu yang dilakukan oleh relawan satu Paslon yang memanfaatkan para oknum Pengurus dan Ketua RT; berlangsung tak cuma sekali tapi sudah dua kali, dan kegiatan yang dapat digolongkan praktik politik uang atau money politic itu tampaknya tak mendapat perhatian dari lembaga berwenang, dan diantara Paslon tak ada yang melaporkannya.
Namun demikian para warga yang menerima duit, yang diarahkan agar mau memilih Paslon tertentu, pun tak semua bersedia mencoblos Paslon dimaksud. Tak sedikit diantara warga yang sudah menerima bahkan sudah 2 kali atau Rp 300 ribu yang mengaku tetap akan mencoblos Paslon Nomor Urut 1; Syafruddin H. Maming (SHM) dan M. Alpiya Rahman (MAR).
Misalkan saja Saipullah, Warga Desa Giri Mulya Kecamatan Kuranji ini tetap akan mencoblos Paslon SHM-MAR meski ia mengaku sudah 2 kali menerima Rp 150 ribu.
"Jaman pak Mardani H. Maming jadi Bupati dulu sudah terbukti. Kesehatan gratis, jalan-jalan bagus. Kini kakaknya, kami ingin seperti dulu bahkan lebih dari itu. Dan kami sangat yakin mereka amanah," ujar Saipullah.
Senada dengan Saipullah, Mama Zizah, warga Kelurahan Gunung Tinggi ini juga mengaku sudah menerima 2 kali Rp 150 untuk 4 orang anggota keluarganya, namun ia bertekad tetap akan mencoblos Paslon Nomor Urut 1.
"Kami sudah merasakan di jaman pak Mardani; kesehatan gratis, jalan di Gunung Tinggi tambah bagus. Kakaknya pa Mardani yang mencalon, kami jelas akan mencoblos beliau, karena kami sangat yakin pak Cuncung (SHM, Red) akan seperti pak Mardani," ungkap Mama Zizah.
"Kami bersyukur biar cuma dapat paketan sarung, lumayan untuk shalat biar tak dapat duit," ungkap Pasutri, warga Kelurahan Gunung Tinggi yang mengaku tak ada relawan maupun pengurus RT yang datang ke rumah mereka, padahal para tetangga mereka dapat pembagian duit.
"Biar sajalah, mungkin mereka tahu kalau kami suami istri tak bakal memilih Paslon mereka tapi akan mencoblos Paslon Nomor Urut 1," tutup Pasutri itu. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.