Informasi, Berita & Opini

Kamis, 03 Desember 2020

[Opini] Pemimpin; Yang Terbit dan Yang Terbenam

Meski diikuti oleh 3 Paslon di Pilkada Kabupaten Tanah Bumbu, tapi persaingan ketat praktis hanya terjadi antara kubu Paslon Nomor Urut 1; Syafruddin H. Maming (SHM) - M. Alpiya Rahman (MAR) dengan Paslon Nomor Urut 3; Zairullah Azhar - HM. Rusli (ZR), sedangkan Paslon Nomor Urut 2; Mila Karmila - Zainal Arifin (MK-ZA) hanya sebagai penyeimbang keduanya.

Persaingan tak hanya pada sosialisasi dan kampanye tapi juga pada pemberitaan media baik di media arus utama (mainstream) maupun media sosial.

Misalkan pada kampanye; Paslon Nomor Urut 3 sempat menurunkan Mantan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Namun pihak Paslon Nomor Urut 1 malah mendatangkan Menteri aktif yang sedang dan masih menjabat yakni Menteri BKPM RI, Bahlil Lahadalia yang mengambil cuti dan ikut mengampanyekan Paslon SHM-MAR.

Ibarat satu ungkapan 'yang terbit dan yang terbenam', maksudnya para pemimpin itu ada yg sudah seharusnya tak lagi berkuasa karena sudah bukan eranya lagi dan sudah tua, dan ada pemimpin yang akan dan sedang muncul ke permukaan karena proses regenerasi dari yang tua ke yang muda.

Tiap pemimpin ada masanya dan masanya memimpin. Yang sudah tak lagi bugar sudah semestinya memberi kesempatan kepada yang masih bugar agar mereka memiliki pengalaman untuk tetap meneruskan pembangunan, bukan malah menekannya dengan selalu mengatakan yang muda belum punya pengalaman. 

Tak ada seorangpun pada mulanya punya pengalaman sebelum diberikan kesempatan. Jika negeri ini ingin tetap eksis maka regenerasi suksesi kepemimpinan sudah saatnya diserahkan kepada kaum muda. Dan di awal kemerdekaan Indonesia yang menjadi pemimpin adalah para kaum muda yang masih enerjik sedangkan kaum tua bertindak sebagai pengarah; inilah sinergitas antar generasi, yang muda berada di depan yang tua cukup di belakang. (ISP)

-------------


*Dasar penulisan opini adalah Pasal 5 Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pres; "Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah."

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.