foto : mustafa murni mulia |
Menurut seorang diantara Panitia pembangunan mesjid tersebut, Ibnu Faozi, batu badar yang akan diletakkan oleh Bupati Kotabaru itu memang diambil dari lokasi bekas terjadi peperangan antara kafir Quraisy dan kaum Muslimin di masa Rasulullah SAW, berjarak sekitar 113 kilometer dari Kota Madinah, yang dalam sejarah dinamakan Perang Badar. Perang tersebut diperkirakan terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah atau 13 Maret 624 Masehi.
"Tak ada makna apa-apa terkait peletakan batu badar itu, lebih ke makna filosofis saja. Batu tersebut dibawa oleh Ustad Rizal Parinduri, Habib Hasan dan dr. Adi Fahrudin ketika mereka pergi umrah," ungkap Ibnu Faozi, terkait peletakan batu badar itu, Selasa (27/04/21).
Ditambahkannya, Mesjid Yazidatul Ula ini direncanakan akan memiliki ornamen seperti Mesjid Nabawi di Medinah; yang memiliki payung dan lainnya.
"Kita baru ajukan usulan untuk tahun anggaran 2022," ujar Ibnu Faozi ketika ditanya apakah Pemkab Kotabaru ada membantu pembangunan mesjid tersebut.
Adapun pembangunan mesjid itu diketahui selama ini dananya berasal dari bantuan umat Islam, para donatur dan lainnya.
Di bulan Ramadhan penuh rahmat dan ampunan Allah SWT berharap semakin banyak umat yang tergerak hatinya untuk berwakaf dan berinfak untuk pembangunan Mesjid Yazidatul Ula. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.