Keperihatinan seorang Denny Indrayana akan masifnya praktik politik uang di Kalsel tampaknya mesti menjadi perhatian semua pihak terutama warga Kalsel yang menginginkan mendapatkan pemimpin yang benar-benar memiliki kapabilitas dan kredibilitas serta tak bermuara ke oligarki kekuasaan.
Tingkat keperihatinan seorang Denny Indrayana yang sampai membuatnya harus menulis surat terbuka ke Presiden RI, Joko Widodo atas praktik politik uang yang merusak prinsip demokrasi yang jujur dan adil.
Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kalsel di sejumlah wilayah, berbarengan dengan menjelang lebaran Idul Fitri; praktik politik uang pun 'mendompleng' moment hari besar umat Islam itu dengan dalih berbagi zakat sudah mulai tampak.
Beredar di sejumlah platform media sosial adanya seorang pengusaha yang nota bene berdomisili dan memiliki usaha di Tanah Bumbu tapi membagikan zakatnya ke wilayah yang akan mengadakan PSU. Sementara itu warga Tanah Bumbu sendiri banyak yang layak menerima zakat, kenapa mesti membagi zakat di wilayah PSU (?) Ini tentu menjadi pertanyaan banyak orang tak terkecuali warga Tanah Bumbu yang tentu bisa menganalisanya sendiri.
Surat terbuka dari Denny Indrayana kepada Presiden RI itu sangat pantas untuk direspons oleh Kepala Negara, karena kekuatiran tersebut tak sekedar suatu hal yang diada-adakan tapi benar faktanya. Anggap saja Kalsel sebagai pilot project bagi propinsi lainnya dimana nantinya akan menjadi contoh sebagai daerah yang dapat menerapkan demokrasi yang jujur dan adil tanpa praktik politik uang. Dan tentu tak sedikit orang di negeri ini menghendaki perhelatan kontestasi politik yang bersih, tanpa curang dan politik uang, memilih dengan mata hati bukan dengan mata uang. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.