Nuansa kapitalisme agaknya masih tetap akan mewarnai Pilkada serentak yang kalau tak ada halangan akan dilaksanakan pada Desember 2020 nanti.
Politik uang dengan bentuknya serangan panjar dan serangan fajar akan membayangi para warga pemilih, menawarkan pilihan; tetap pada idealisme atau menjual suara demi beberapa gantang beras, kaos murah, duit bensin, kalender, dan lainnya.
Di negeri yang lebih kental aroma kapitalisme-nya ini apa saja bisa dibeli dengan uang tak terkecuali kedudukan, jabatan dan status. Pada sistem kapitalisme yang dihargai pada level teratas adalah banyak duit kemudian yang lain seperti keahlian dan keilmuan. Percuma saja pintar pada ilmu akademik tapi miskin, akan sangat dihargai meski pendidikan pas-pasan tapi kaya.
Nah, para Kapitalis yang kaya, istilahnya duitnya sudah tak bernomor seri, sudah dipastikan akan ikut memanfaatkan momen Pilkada untuk maksud yang tentu saja agar dapat mempertahan supremasi status mereka dan kepentingan bisnis.
Para Kapitalis itu ada yang muncul terang-terangan berpolitik tapi tak sedikit yang hanya berada di balik layar atau di balik panggung politik. Mereka akan menggunakan tangan-tangan orang lain yang mau dan bisa membela berbagai kepentingan mereka kelak di pemerintahan.
Kalau setelah usai pesta demokrasi nanti Anda tak lagi dihiraukan, suara Anda diabaikan, hak-hak Anda dikebiri, maka salahkan diri Anda yang telah menjual suara dan hak pilih Anda untuk melanggengkan kuasa kapitalisme. Mereka yang cerdas dipastikan tak akan mau menjual suara dan hak pilih mereka dengan harga yang sangat murah dan cukup untuk bertahan beberapa hari, tapi mereka memilih suara dan hak pilih mereka menjadi tak ternilai oleh uang.
Para petualang politik yang jadi kaki tangan para Kapitalis itu haruslah diberi pelajaran yang setimpal dengan mengambil semua pemberian mereka tapi jangan pilih mereka. Hanya dengan kekuatan hati dan pikiran yang cerdas dari para warga pemilih saja yang dapat mendepak seluruh kaki tangan para Kapitalis di Pilkada nanti. Kedaulatan rakyat berada pada pilihan yang cerdas tanpa politik uang. (ISP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.