Tampaknya bukan cuma Tanah Bumbu yang punya problematika soal para Pelangsir yang membeli BBM dari SPBU untuk kemudian dijual lagi para penjual eceran ataupun dijual eceran, tapi seluruh wilayah Propinsi Kalsel. Ini bisa diketahui seringnya postingan masalah 'pelangsiran' di media sosial terutama Facebook.
Adapun penyebabnya menurut Deny Haryanto, SE, MM, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagri) Kabupaten Tanah Bumbu, antara lain; keberadaan SPBU belum memenuhi semua kecamatan, maraknya usaha Pertamini dan penjualan eceran BBM oleh masyarakat, dan adanya pengurangan kuota untuk BBM bersubsidi ke SPBU.
Sebagai tindaklanjut dari permasalahan tersebut pihak Pemkab Tanah Bumbu melalui Disdagri dan Institusi terkait telah melakukan pembinaan ke SPBU agar tidak menjual BBM ke para Pelangsir.
"Pemkab Tanah Bumbu telah mengusulkan tambahan lokasi pembangunan SPBU ke BPH Migas melalui Pemprop Kalsel yaitu di Kecamatan Mantewe, Kusan Hulu, Karang Bintang, Kuranji dan Kecamatan Satui.
"Keberadaan para Pelangsir itu tentu sangat membantu masyarakat tinggal di pelosok perdesaan yang jauh dari SPBU, karena jelas tidak mungkin hanya untuk membeli 1 atau 2 liter BBM harus ke SPBU yang jaraknya jauh," ungkap beberapa Warganet yang setuju terhadap keberadaan para Pelangsir.
Meski demikian tak sedikit pula warga yang merasa terganggu oleh keberadaan para pelangsir yang sering antri di SPBU menunggu kedatangan pasokan BBM terutama jenis Bensin atau Premium yang harga jual di SPBU adalah Rp. 6.400 per liter. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.