Informasi, Berita & Opini

Rabu, 10 Maret 2021

Tambang Batubara Menyusut, Kejayaan 'Lahung' Kapis Berakhir

Masa kejayaan Kapis sebagai lokasi pelacuran terbesar di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu mulai meredup seiring dengan berkurangnya kegiatan pertambangan batubara ilegal atau disebut juga tambang 'spanyol' alias separo nyolong. 

Tak cuma Kapis, lokasi lainnya antara lain Pal-Palan di kawasan Desa Satui Timur Kecamatan Satui pun terdampak sama dengan berkurangnya kegiatan pertambangan batubara.

Akhirnya pada 2014 beberapa bulan menjelang Pilkada Tanah Bumbu di 2015, setidaknya 589 PSK berikut Mucikari baik yang di Kapis maupun yang di Pal-Palan dipulangkan Pemkab Tanah Bumbu ke daerah asal mereka masing-masing.

Memulangkan mereka itu bukan perkara mudah. Pemkab Tanah Bumbu yang saat itu dipimpin Mardani H. Maming sebagai Bupati; memberikan uang santunan berupa tali asih kepada PSK dan Mucikari sebagai modal mereka membuka usaha di daerah asalnya. Mereka masing-masing mendapatkan tali asih sebesar Rp 10 juta per orang.

Sejumlah Mucikari diantaranya Mendiang Edi, Gafar, Mendiang Mara, Jahri, Pak Dul dan lainnya mengkoordinir kepulangan para PSK itu.

Namun apakah para PSK itu memang pulang ke daerah asalnya masing-masing ?
Sebagian besar memang diketahui pulang, namun terdapat pula diantaranya yang kembali ke lokasi Kapis yang memang tempat (Wisma, Red) tak dihancurkan.

Baik Kapis Lama maupun Kapis Baru sempat sepi dalam beberapa bulan. Namun kemudian diketahui beberapa wisma membuka praktik secara diam-diam atau istilahnya pintu depan tutup pintu belakang buka.

Seiring berjalannya waktu dan beberapa faktor yang membuatnya cepat tutup diantaranya kegiatan razia oleh para baik Satpol PP maupun Kepolisian, serta makin menurunnya pendapatan dikarenakan kegiatan pertambangan yang juga semakin mengerucut dan sedikit, maka dengan sendirinya Kapis ditinggalkan oleh para PSK yang beralih ke lain tempat maupun mencari penghidupan dengan cara kain pula.

Masa-masa kejayaan Kapis pun tinggal kenangan, padahal dulunya merupakan tujuan dari berbagai kalangan dan strata ekonomi untuk mendapatkan hiburan dikarenakan memang minimnya tempat hiburan kala itu di Tanah Bumbu di awal-awal berdirinya. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Momentar Anda adalah cerminan otak Anda, maka lebih baik diam daripada sok tahu.